Mengubah Cerpen Menjadi Drama
“SAUDAGAR
KAYA”
SAUDAGAR
KAYA ( cerpen )
Di sebuah desa Nagasa,
terdapatlah seorang saudagar yang sangat kaya raya, dan pada suatu hari dia
ingin liburan ke Jakarta untuk menikmati indahnya Ibukota dan untuk
bersilaturahmi dengan saudara-saudaranya yang bertempat tinggal di Jakarta.
Tiba saatnya dimana si saudagar
kaya untuk pertama kalinya menaiki pesawat terbang, ia lalu memilih tempat
duduk dan duduk di tempat tersebut tanpa memperdulikan apapun.
Tiba-tiba
datanglah seorang pramugari menghampirinya dan bertanya “Permisi mbak boleh lihat tiketnya?”
dengan mengulurkan tangannya, dengan
wajah bingung ia menyerahkan tiketnya dan menjawab “Buat apa mbak?”, “Maaf mbak, tempat duduk bapak bukan disini tapi di
belakang…”,ujar pramugari, dengan marah saudagar berkata “Saya ini sudah
bayar, emang kamu siapa suruh-suruh saya
pindah !?”, sang pramugari pun dengan sabar berkata dengan nada halus “Saya
pramugari mbak…”, dengan wajah bingung ia berkata “Apa itu pramugari”,
sang pramugari menjawab “Pramugari
adalah pelayan di pesawat terbang”, dengan percaya diri, saudagar itu
berkata “Oalah, kamu itu pelayan kok
berani-beraninya ngatur-ngatur saya…”
Sang
pramugari yang dari tadi berdepat dengan saudagar kaya itu pun lalu menghampiri
pilot dan meminta bantuan agar tidak terjadi kekacauan.
Pilot
pun bertanya pada si saudagar “Maaf mbak, tiket yang mbak miliki adalah
untuk kelas ekonomi yang ada
dibelakang…”, dengan percaya diri saudagar menjawab “Lha kamu siapa kok
juga nyuruh-nyuruh saya…???” . “Saya ini yang mengemudikan pesawat pak”,ujar
pilot,dengan beraninya saudagar menjawab “Malah kurang ajar ya kamu, supir
aja nyuruh orang pindah tempat duduk”.
Sang
saudagar tetap keras kepala tidak mau berpindah tempat duduk, orang yang satu
desa dengannya namanya Pak Wildan, lalu senyum ramah pak Wildan menyapanya “Selamat
siang mbak, mbak dari desa ya?”, sang saudagar menjawab “Benar pak, anda
kenal saya?”, “Siapa sih yang gak tau embak, ngomong-ngomong mbak mau kemana?” ujar Pak Wildan, sang
saudagar pun menjawab “Saya mau ke Jakarta”, sambil menunnjuk ke
belakang Pak Wildan berkata : “Lho, mbak mau ke jakarta to, kalo ke jakarta
duduk di belakang, mbak, kalo duduk sini untuk yang jurusan medan…” .“Ooo,
begitu ya, saya pindah ke belakang saja kalo begitu, terima kasih ya, untung
ada kamu, kalo gak saya bisa kesasar nih..” ujar sang saudagar dengan
malu-malu.
Kemudian
sang pilot dan pramugari pun tertawa bersama melihat sang saudagar itu.
Saudagar
Kaya ( drama )
Kami dari kelompok 1 akan menampilkan drama yang berjudul “Saudagar
Kaya”,
Dan saya akan mengenalkan pemerannya
sebagai berikut :
1.
Ainun Nisa’ Fitriani sebagai Pilot
2.
Nahdliyatul Hana sebagai Dalang
3.
Putri Kumala Sari sebagai Pramugari
4.
Saliqotul Khasanah sebagai Saudagar Kaya
5.
Wildan Abdillah sebagai Pak Wildan
Alkisah ada seorang
saudagar kaya raya dari desa yang baru pertama kali naik pesawat ke Jakarta,
beliau ini duduk di kelas premium. kebetulan, kursi yang diduduki oleh saudagar
tersebut merupakan kursi milik orang lain, alias tidak sesuai dengan tiket, nah
si yg punya kursi tadi lapor ke pramugari dan pramugari pun menghampiri si
saudagar kaya itu …
Pramugari : “Permisi mbak boleh lihat tiketnya?” (sambil mengulurkan tangannya)
Saudagar : “Buat apa mbak?” (sambil menyerahkan tiketnya dengan wajah bingung)
Pramugari : “Maaf mbak, tempat duduk bapak bukan disini tapi di belakang…”
Saudagar : (marah) “Saya
ini sudah bayar, emang kamu siapa suruh-suruh saya pindah !?”
Pramugari : “Saya
pramugari mbak…” (dengan nada halus)
Saudagar : (bingung) “Apa itu pramugari”
Pramugari : “Pramugari
adalah pelayan di pesawat terbang”
Saudagar : “Oalah,
kamu itu pelayan kok berani-beraninya ngatur-ngatur saya…”
Si pramugari meminta bantuan
sang pilot agar tidak terjadi kekacauan
Pilot : “Maaf mbak, tiket yang mbak miliki adalah untuk kelas ekonomi yang ada
dibelakang…”
Saudagar : “Lha kamu siapa kok juga nyuruh-nyuruh saya…???”
Pilot : “Saya ini yang mengemudikan pesawat pak…”(tersenyum)
Saudagar : “Malah kurang ajar ya kamu, supir aja nyuruh orang pindah tempat
duduk
Sang saudagar kaya ini tetep gak mau pindah, sampai ada orang
yang ngaku satu desa dengannya, namanya Pak
Wildan…
Pak Wildan : “Selamat siang mbak, mbak dari desa ya?” (tersenyum ramah)
Saudagar : “Benar pak, anda kenal saya?”
Wildan : “Siapa sih yang gak tau embak, ngomong-ngomong mbak mau kemana?”
Saudagar : “Saya mau ke Jakarta”
Wildan : “Lho, mbak mau ke jakarta to, kalo ke jakarta duduk di belakang, mbak,
kalo duduk sini untuk yang jurusan medan…” (sambil menunjuk ke arah belakang)
Saudagar : “Ooo, begitu ya, saya pindah ke belakang saja kalo begitu, terima
kasih ya, untung ada kamu, kalo gak saya bisa kesasar nih..”
Si
pilot dan pramugari pun tertawa melihat sang saudagar itu...
See u next posting sobat :-)